ANTROPOLOGI SEBAGAI PENDEKATAN KAJIAN KEISLAMAN


A.     Pengertian Antropology

Kata Antropologi berasal dari bahasa Yunani, anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos berarti pikiran atau ilmu. Dalam buku The World Book Encyclopedia International antropologi bermakna, “Antropologi merupakan keilmuan yang mempelajari kemanusiaan dan budaya manusia. Antropolog menganalisis strategi yang digunakan dalam bertahan hidup yang dipelajari dan dibagikan oleh manusia sebagai bagian dari kelompok sosial. Para ilmuan ini menguji karakteristik yang dibagikan oleh manusia sebagai bagian dari salah satu spesies dan perbedaan cara hidup manusia di lingkungan yang berbeda. Mereka, para ilmuan, juga menganalisis porduk atau hasil dari objek materi kelompok sosial dan ciptaan materiil yang kurang, seperti kepercayaan dan nilai nilai.”

B.      Pandangan budaya dan islam dalam sudut pandang antropologi

Dalam konteks Agama, Antropologi mengamati keyakinan akan adanya kekuatan yang mempengaruhi kehidupan manusia yang berasal dari luar diri dan alam semesta yang tidak nampak oleh panca indera (supra-natural). Dalam hal ini, memang antropology, budaya, dan agama sangat erat kaitannya. Agama juga merupakan budaya bagi manusia. Kebudayaan, agama, dan manusia juga tidak lepas dari waktu, tempat, begitu pula dengan sejarahnya. Didalam agama islam, terdapat ajaran yang diambil dalam kebudayaan arab. Hal ini, termasuk percampuran budaya dalam agama atau bisa dikatakan dengan keanekaragaman budaya. Dalam hal ini agama sendiri berperan sebagai pedoman dan ladasan dalam berkebudayaan.  

C.      Pembauran Agama dan Budaya

Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi (1990: 253-254) mengemukakan bahwa: Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri. Pembauran agama dan budaya merupakan hal yang sangat wajar, karena terkadang keduanya terjadi penyerapan sehingga muncullah tradisi-tradisi seperti sekaten, slametan, tirakatan, dan lain sebagainya yang menyerap dari kedua unsur tersebut.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAJIAN HISTORIS SEBAGAI PENDEKATAN DALAM KAJIAN KEISLAMAN

SOSIOLOGI SEBAGAI PENDEKATAN KAJIAN KEISLAMAN

Pluralistik Religius