Pluralistik Religius
A. Pengertian
pluralistik religius
Secara sosiologis, pluralisme agama adalah suatu
kenyataan bahwa kita adalah berbeda-beda, beragam dan plural dalam hal
beragama. Pengakuan terhadap adanya pluralisme agama secara sosiologis ini
merupakan pluralisme yang paling sederhana, karena pengakuan ini tidak berarti
mengizinkan pengakuan 3 terhadap kebenaran teologi atau bahkan etika dari agama
lain. (1) Adanya keterbukaan atau transparansi. (2) Menyadari adanya perbedaan.
Perbedaan adalah sesuatu yang wajar dan memang merupakan suatu realitas yang
tidak dapat dihindari. (3) Sikap kritis, yakni kritis terhadap sikap eksklusif
dan segala kecenderungan untuk meremehkan dan mendiskreditkan orang lain. (4) Adanya
persamaan. Suatu dialog tidak dapat berlangsung dengan sukses apabila satu
pihak menjadi tuan rumah‖ sedangkan lainnya menjadi tamu yang diundang. (5) Ada
kemauan untuk memahami kepercayaan, ritus, dan simbol agama dalam rangka untuk
memahami orang lain secara benar.
B. Ciri-ciri
pluralistik
1.
Pluralistik memiliki pengertian bahwa di
dalam kehidupan bersama dilandasi oleh sikap inklusif, yang berarti ketika kita
berhubungan dengan individu yang lain, kita tidak boleh bersikap egois, tetapi
harus menghargai dan menghormati pendapat individu lain.
2.
Pluralistik tidak bersifat sektarian dan
eksklusif yang terlalu membanggakan kelompoknya sendiri dan tidak menghargai
kelompok lain.
3.
Pluralistik tidak bersifat formalistik,
yang hanya menunjukkan perilaku semu.
4.
Pluralistik lebih mengarah pada tindakan
konvergen dari pada divergen.
5.
Pluralistik tidak bersifat ekspansif,
sehingga lebih mementingkan kualitas dari pada kuantitas.
6.
Pluralistik bersikap toleran, memahami
individu lain serta menghormati dan menghargai pandangan individu lain.
7.
Pluralistik tidak menyentuh hal-hal yang
bersifat sensitif pada individu lain.
8.
Pluralistik bersifat akomodatif dan
sportif yang dilandasi oleh kedewasaan dan pengendalian diri dengan sangat baik
serta berani mengakui kekuatan dan kelemahan diri sendiri maupun individu lain.
9.
Pluralistik lebih menghindari sikap
ekstrimitas, dan mengembangkan sikap moderat, berimbang dan proporsional.
C. Cara
bersikap yang baik terhadap pluralistas agama
1.
Model Monisme Penggantian
Keyakinan
bahwa satu agama tertentu adalah satu-satunya agama yang benar. Sebagai
akibatnya, agama yang dipercaya oleh seseorang adalah benar dan universal, dan
karena itu agama tersebut dipercaya akan menggantikan semua tradisi keagamaan
lainnya.
2.
Model Monisme Pemenuhan
Orang
percaya bahwa Tuhan dapat bekerja dalam banyak agama, dan tradisi-tradisi lain
tersebut mendukung pengalaman religius tertentu yang memiliki kebenaran parsial
atau sebagian dari kebenaran.
3.
Model Pluralisme Kesamaan
Terfokus
pada unsur-unsur yang sama atau bersifat umum dari agama dan tradisi yang
berbeda. Di sini validitas pengalaman religius tidak dapat terbatas pada satu
agama saja. Sebaliknya, masingmasing tradisi agama dapat berkontribusi untuk
mengekspresikan kebenaran yang hhakiki.
4.
Model Pluralisme Diferensial
Menekankan
bahwa tradisi-tradisi keagamaan menunjukkan pengalaman atau interpretasi
religius yang berbeda tentang beragam kejadian.
5.
Model Pluralisme Relatifistik
Relatifisme
adalah sikap untuk melihat setiap keyakinan tertentu yang berbeda sebagai hal
yang valid, yang sama-sama mendalam dan samasama manusiawi. Terlepas dari
pertanyaan apakah ini juga adalah definisi yang valid, kita telah
mengoprasionalkan model pluralisme relatifistik.
D. Prinsip-prinsip
dan pendekatan pluralistik dalam menuju kebenaran dan kesatuan
Poin penting yang menjadi dasar pluralisme agar
menjadi lebih aplikatif dalam kehidupan masyarakat yang majemuk ialah :
1.
Toleransi
Dalam
konteks ini yang perlu dicatat adalah bahwa toleransi tidak membenarkan
keyakinan atau kepercayaan orang lain, tetapi lebih kepada menghargai dan
menghormati hak asasi yang berbeda.
2.
Kebebasan
Hak
dasar manusia yang merupakan anugerah Tuhan yang tidak boleh dikurangi,
dibatasi, kapanpun, siapapun bahkan Negara sekalipun.
3.
Demokrasi
Dengan demokrasi
maka kehidupan didorong untuk lebih mengedepankan kesetaraan (equality) dan
anti diskriminasi.
Semoga dapat senantiasa istiqomah dalam berkarya, ditunggu karya selanjutnya
BalasHapusGreat blog my friend ❤️
BalasHapus