Psikologi sebagai Pendekatan Kajian Keislaman


A.     Pengertian psikologi

Menurut definisi secara umum psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia dan binatang, serta penerapannya pada permasalahan manusia. Telah dikatakan bahwa psikologi adalah suatu ilmu. Suatu ilmu adalah suatu tubuh pengetahuan yang sistematis yang diperoleh dengan mengobservasi dan mengukur kejadian-kejadian secara hati-hati. Sebagai suatu ilmu, psikologi adalah sistematis. Data dari eksperimen dan observasi adalah penting. Untuk membuat data itu masuk akal dalam membantu memahami kejadian-kejadian, data-data itu harus diorganisir dalam beberapa cara.

Teori-teori ilmiah adalah alat penting untuk mengorganisir fakta-fakta yang diobservasi. Observasi ini membutuhkan waktu yang sangat lama, karena kita akan mengamati suatu hal atau perubahan sekcara berkala. Tentu saja kemampuan menerapkan prinsip-prinsip psikologi adalah suatu keterampilan yang sulit dicapai tidak hanya ilmu namun pengalaman juga sangat dibutuhkan dalam dunia psikologis.

B.     Psikologi dalam konsep islam

Menurut Hanna Djumhana Bastaman, Psikologi Islami adalah corak psikologi berlandaskan citra manusia menurut ajaran Islam yang mempelajari keunikan dan pola perilaku manusia sebagai ungkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam keruhanian, dengan tujuan meningkatkan kesehatan mental dan kualitas keberagamaan. Rumusan tersebut mengandung unsur-unsur antara lain :

1.     Corak psikologi. Psikologi islami adalah sebuah gerakan Islamisasi psikologi , bahkan kelak bisa menjadi sebuah aliran psikologi mutakhir dengan landasan dan orientasi nilai-nilai islami.

2.  Berdasarkan citra manusia menurut ajaran Islam. Dalam pandangan Islam, manusia memiliki martabat tinggi sebagai khalifah di bumi dengan fitrahnya yang suci dan beriman.

3.    Keunikan dan pola perilaku manusia. Perilaku manusia merupakan sasaran telaah paling nyata dalam psikologi islami dan psikologi umumnya Perilaku dianggap sebagai ungkapan pengalaman manusia yang melibatkan unsur-unsur dan proses pemikiran, perasaan, sikap, kehendak, perilaku dan relasi antar manusia.

4.        Interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan alam keruhanian.

5.        Meningkatkan kesehatan mental dan kualitas keberagaman.

C.     Teori psikolgi islam dan Barat

Dengan menganalisa konsep para psikolog barat dengan konsep psikologi Islam sumber-sumber jiwa keagamaan maka bisa dikatakan. keduanya memiliki kerangka berfikir (mode of thought) yang berbeda. Hal yang berbeda adalah pandangan mengenai baik tidaknya hakekat manusia. Islam memandang fitrah kemanusiaan adalah suci dan beriman, sedangkan pada aliran psikologi ada yang menganggap hakekat manusia buruk (psikoanalisa), netral (psikologi prilaku), baik (psikologi humanistik) dan potensial (psikologi transpersonal). Yang paling bertentangan adalah orientasi filosofis mengenai manusia. Psikologi kontemporer berorientasi antroposentrisme, sedangkan orientasi Psikologi Islami adalah teosentrisme (Allah sentrisme). Theosentrisme adalah pandangan yang mengakui bahwa Tuhan merupakan pusat dan asal seluruh ciptaanNya. Sedangkan antroposentrisme adalah pandangan yang mendudukkan manusia sebagai pusat segala pengalaman dan penentu semua peristiwa.

D.    Pendekatan psikologi dalam studi Islam

Menurut Fuad Nasori, bahwa studi yang dilakukan umat Islam terhadap psikologi dapat dibagi kepada empat pola yakni:

1.   Perumusan psikologi dengan bertitik tolak dari al-Qur’an dan Hadis

2.   Perumusan psikologi bertitik tolak dari khazanah keislaman

3.   Perumusan psikologi dengan mengambil inspirasi dari khazanah psikologi modern dan membahasnya dengan pandangan dunia Islam

4.   Merumuskan konsep manusia berdasarkan pribadi yang hidup dalam Islam (Fuad Nashori, 1997).

Pendekatan psikologis dalam studi Islam mempunyai ruang lingkup yang meliputi beragam emosi yang menyertai kehidupan beragama seseorang, perasaaan dan pengalaman individual terhadap Tuhannya, penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci, sikap dan tingkah laku dalam kehidupan seseorang terhadap kepercayaan agamanya. Termasuk pola perumusan psikologi dengan bertitik tolak dari Al-Qur’an dan Hadis, khazanah keislaman serta Islam dijadikan pisau analisis bagi pengkajian psikologi dan sebaliknya psikologi dijadikan pisau analisis dalam memecahkan persoalan-persoalan psikologi umat Islam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAJIAN HISTORIS SEBAGAI PENDEKATAN DALAM KAJIAN KEISLAMAN

SOSIOLOGI SEBAGAI PENDEKATAN KAJIAN KEISLAMAN

Pluralistik Religius